14 Januari 2019: Buku Panduan MPASI Lyubi

whatsapp image 2019-01-14 at 3.08.04 pm

dokumentasi pribadi

Bulan Maret besok Lyubi mulai makan MPASI. Itu artinya, mulai sekarang saya menulis keperluannya, mencatat jadwal menu makannya dan mempersiapkan segalanya. Tidak boleh menyiapkan dadakan, itu prinsip saya. Alhamdulillah, suami saya sangat mendukung. Kami berdiskusi dan memutuskan untuk membeli buku tentang MPASI berdasarkan advise dari Ahli Gizi.

Kami pergi ke Toko Buku Gramedia Solo, karena kebetulan sejak 12 Desember kami tinggal di Solo. Suami harus melakukan penelitian singkat sampai bulan Maret. Seru juga, karena selain di Solo itu banyak kulinernya, ke mana-mana dekat dan murah!

Saya dan suami menelusuri rak buku bertema parenting. Awalnya suami bersikeras kalau menu MPASI itu ada di rak buku resep. Tapi feeling saya mengatakan ada  di rak parenting. Dan benar saja, di sanalah buku yang kami cari berada.

Kalau ingin tahu sekilas isi buku, bisa baca di Kegiatan Baru Ibu: Mengolah MPASI. Saya dan suami sama-sama merasa bersyukur mendapatkan buku ini. Alasan utamanya, kami kurang percaya pada artikel bebas di media sosial dan apalagi postingan-postingan di instagram. Bahkan kami berencana kalau buku tentang saran MPASI dari ahli gizi tidak ada, kami bakal ke rumah sakit untuk konsultasi dengan ahli gizi.

Sepenting itukah?

Iya, bagi kami penting banget. Alasannya logis. Kami berdua punya latar belakang pengasuhan MPASI yang berbeda dan cukup ekstrem di masa kami. Jangankan bahas MPASI… Suami saya itu, waktu masih bayi merah usia dua hari, tali pusat masih gantung, dikasih puree pisang campur nasi lumat sama neneknya hanya karena tidak berhenti menangis. Orang desa zaman dulu itu prinsipnya cuma satu. Anak bayi kalau nangis ya berarti laper atau haus. Kakeknya suami bahkan berprinsip bahwa ASI itu ya cuma air kayak orang dewasa minum air putih. Ya anak bayi mana mungkin kenyang cuma minum ASI…

Untung saja suami saya tidak mengalami sakit. Itu jadi pembenaran bagi orangtua zaman dulu bahwa ngasih makan puree pisang ke bayi baru lahir itu aman. Mereka dulu belum punya televisi yang banyak saluran programnya. Radio pun belum segencar sekarang menggaungkan gaya hidup sehat. Jadi, dulu ya prinsipnya biar anak bayi nggak rewel, dikasih bubur. Masih bayi merah kek apalagi udah besar.

Dengan latar belakang itu, kami berdua mempelajari sistem pencernaan kami masing-masing. Suami saya yang sudah dicekoki karbohidrat sejak bayi merah, jadi “melar” ususnya. Kalau nasinya sedikit dia bisa lemes dan nggak bisa konsentrasi. Sedangkan saya, sewaktu kecil saya dikasih MPASI usia 4 bulan. Mami saya dulu berpikir kasih MPASI pabrikan itu sangat aman dan memang praktis. Saya sering dikasih biskuit dan bubur dari MPASI pabrikan. Alhasil, beranjak besar, saya tidak suka sayur karena rasanya hambar.

Kami tidak mau hal-hal itu dialami Lyubi.

Untuk menu 4 bintang (meski dilansir dari WHO itu aman) tapi saya kok masih merasa kurang yakin. Dan setelah baca buku ini, saya jadi dapat pencerahan. Usia 6 bulan memang sudah boleh diberikan menu 4 bintang untuk MPASI hanya saja sebagai awalan lebih baik diperkenalkan menu tunggal seperti puree buah atau puree beras merah campur labu. Awal MPASI pun belum disarankan pemberian lemak tambahan dan protein hewan. Jadi, untuk MPASI Lyubi besok saya akan pakai menu tunggal dan menu 2 bintang (karbohidrat dan protein nabati).

Saya pikir ini lebih logis dan aman. Alasannya, banyak curhatan emak-emak di medsos itu yang MPASI awal anak mereka langsung 4 bintang dan mengeluhkan anaknya sembelit sampai kembung perutnya. Bahkan ada yang sampai sulit kentut. Wah itu kan bahaya banget ya. Ternyata setelah saya baca dari buku ini, hal itu dapat terjadi karena di menu 4 bintang, sistem pencernaan anak usia 6 bulan “kaget” gitu istilahnya dengan proses pergantian glukosa dari karbo ke tenaga, ditambah kaget juga dengan serat dari sayur dan protein nabati, udah gitu ada lemak UB pula. jadi banyak anak usia 6 bulan yang sembelit di awal MPASI.

Well,

Di bulan keenam nanti, Lyubi kami putuskan untuk konsumsi menu tunggal atau dua bintang dulu. Ketika dia mau masuk ke usia tujuh bulan, baru deh saya tambah jadi tiga bintang dan ketika pas tujuh bulan baru pakai menu 4 bintang. Saya percaya, pemberian MPASI bertahap akan lebih mudah dan tidak bikin sistem pencernaan dia “kaget”.

Nah, setelah ini saya mau bikin jadwal makan dan menu untuk menu tunggal dan menu dua bintang. Semoga rencana ini berjalan lancar, amin!

 

 

 

This entry was posted in Reader's Letters. Bookmark the permalink.

Leave a comment